Archive for 2015

Sabtu, 5 September 2015. Hari ini hari ke tiga ospek berlangsung dimana aku harus bangun lebih awal untuk mengantisipasi keterlambatan. Jam 6 pagi aku sudah di depan gerbang fikes sambil menunggu teman sekelompok dan anak kesmas yang lainnya. Jam setengah 7 kelompok ku gizmas sudah pada datang semua, dan kita langsung bersama-sama menuju kampus kesmas. Di depan gerbang kesmas kami sudah disambut dengan komdis. Dan kita langsung menuju kelas atas untuk mendapatkan materi ternyata materi yang diberikan adalah ISMKM itu adalah Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Dari materi ini kita dijelaskan apa itu ISMKM, tujuannya, visi misi, struktur, cara perekrutan anggotanya, dan lain – lain. Selepas itu, kita masing – masing kelompok mendapat tugas untuk menganalisis lingkungan di sekitar kampus kesehatan masyarakat. Dan hasilnya akan di presentasikan nanti. Setelah  usai, kita langsung berpindah ke ruang 4 untuk mendapatkan materi kuliah umum yang di isi oleh Prof. Dr. dr. Adik Wibowo, M.P.H dari jabatanya saja sudah menunjukan betapa suksesnya dia. Ya … tentu saja dia adalah orang hebat beliau mantan kepala WHO dan sangatlah tidak mudh untuk mendapatkannya karena dari Indonesia pun hanya satu orang yang dapat menjabatnya. Karena beliau sudah pensiun maka beliau hanya mengajar di UI sebagai dosen. Saya sangat kagum kepada beliau karena tekadnya yang beralih profesi dari dokter menjadi ahli kesehatan masyarakat. Beliau menjelaskan kepada kita bagaimana cara menjadi lulusan sarjana masyarakat yang baik bukan hanya skill tapi art juga di butuhkan dalam penyuluhan ke masyarakat. Beliau juga menjelaskan kerjaan yang pasti sebagai sarjana kesehatan masyarakat. Selain itu beliau menceritakan tentang pengalaman pribadinya, hobi yang unik yaitu suka balapan dan membuat kue. Untuk menjadi seorang yang hebat intinya hanya enjoy your life kata beliau. Sehabis itu selesai kita ishoma dan mendapatkan materi dari dosen yaitu tentang 8 bidang kesehatan masyarakat. Cukup menarik. Sehabis itu selesai saya sholat ashar dan menuju tempat parkir untuk kumpul dengan komdis supaya mengoreksi kesalahan kami dan pulang. 

Diary Hari ke 3 OSPEK

Posted by : Unknown
Sabtu, 05 September 2015
0 Comments

Sabtu, 29 Agustus 2015 hari kedua ospek jurusan atau pkkmb pun berlangsung. Seperti biasa jam 4 pagi aku udah bangun untuk perisapan. Hari ini juga kami jawib menggunakan kaos endemic karena nanti bakalan ada senam satu angkatan. Jam 6 kurang aku sudah berangkat dari kosan menuju kampus, sesampai di kampus ternyata waktu menunjukan masih pukul setengah 7 dan masih ada waktu 30 menit sebelum masuk. Sepeerti biasa sebelum dimulainya kegiatran ospek selalu apel pagi dulu setelah itu baru kegiatan berlangsung. Kegiatan pertama kita senam satu angkatan, senam itu sudah kami siapkan sebelumnya dari mulai lagu hingga gerakan, namun di hari h nya kita lupa membawa flashdisk yang berisikan lagu senam kami tersebut. Kami pun panik mau di ambil tapi takut waktunya tidak cukup akhirnya tidak jadi mengambil. Setelah apel selesai kami akhirnya senam dengan lagunya senam kakak kesmas termasuk trio hore. Lalu kita seangkatan di beri contoh gerakan seenamnya dengan di instrukturi mereka. Cukup menyenangkan bias senam bareng seangkatan dan bareng dengan kakak kelas. Senampun selesai dan kami masih ingin terus senam lagi akhirnya, lagu senampun di putar kembali dan di instrukturi beberapa dari kami termasuk aku. Selepas senam kami langsung di suguhi games yang menantang dengan dibekali map yang didalamnya terdapat pos pos yang nantinya harus kita datangi yang berisi permainan. Games ini harus mengumpulkan medali minimal 3 medali yang antara lain perunggu, perak, dan paling bagus emas. Lalu semua kelompoki pun berlomba lomba untuk mencari perunggu yang terbanyak. Pos pertama kita datangi yaitu yang berisi games menyusun kata ‘sehat’ menggunakan lidi dengan mata tertutup tujuanya untuk melatih kerja sama antar tim setelah itu kami menyanyikan yel yel kelompok kami dan kamipun mendapatkan medali perunggu. Pos kedua tentang menyusun kalimat agar menjadi sebuah cerita dan lagi kami mendapatkanj medali perunggu. Sampai di pos 3 dengan game jaring laba laba kita akhirnya berhasil mendapatkan medali emas kami sangat senang karena tidak mudah untuyk mendapat medali emas. Selanjutnya kami belujm merasa puas hanya mendapat 3 medali, lalu kami menuju pos keberanian tapi ada sanksi dari pos tersebeut yaitu jika kalah maka medali yang diperoleh akan di rampas. Dan kami tetap mencoba. Karena kelompok kami gagal maka medali itupun di ambil semua. Sedih, kecewa pasti. Tapi yang penting kami sudah mau mencoba untuk berani mengambil keputusan. Dengan di ambilnya medali tersebut kita malah justru lewbih semangat dalam mencari medali pengganti. Akhirnya kamipun berhasil membawa 2 medali untuk di kumpulkan. Setelah games selesai dilanjut materi dari dosen. Dan seperti biasa makan, sholat, apel siang. Beerahirnya apel siang menunjukan kita sudah boleh pulang.  

Diary Hari ke 2 OSPEK

Posted by : Unknown
Jumat, 04 September 2015
0 Comments


Ceritakan tentang situasi pada saat difoto itu, awalnya kami foto seangkatan itu pada saat kami semua dikasih tugas untuk membuat gerakan senam oleh kampus kesehatan masyarakat. Lalu kami seangkatan kumpul dilapangan karangwangkal pada saat itu kami semua pada baru pulang habis acara PKKM di jurusan dan posisi kita itu udah pada capek banget tapi demi angkatan demi tugas kita semua kumpul. Lalu sebelum senam kita semua berkumpul untuk foto satu angkat dulu deh. Disitulah baru kita saling kenal saling makin dekat satu sala lain, sama-sama tukar pikiran. Dan seru-seruan ketawa-ketiwi. Lalu setelah foto angkatan kami langsung bentuk barisan untuk senam untuk ospek angkatan.

Persiapan senam

Posted by : Unknown
Jumat, 28 Agustus 2015
0 Comments
Hendrik L. Blum lahir pada 11 November 1915, di San Fransisco. Dibesarkan di sebuah daerah pertanian di distrik Napa. Perhatian yang tulus oleh rekan-rekannya selama mengalami kesusahan menjadikan HL Blum tumbuh dan memiliki tingkat sensitivitas dan perhatian yang tinggi untuk individu tidak mendapat pelayanan dari lembaga-lembaga sosial. HL Blum juga berbakat dalam seni musik khususnya dia sangat unggul dalam memainkan piano dan juga berbakat dalam kegiatan-kegiatan lapangan.
Pada tahun 1937, HL Blum memperoleh gelar sarjana kimia dari UC Berkeley. Dan pada masa studinya di universitas tersebut dia bertemu dengan yang juga seorang mahasiswi di UC Berkeley, Mariam H. Ehrich, yang mengambil studi kesejahteraan sosial. Mereka menikah pada tahun 1939 Malam Natal dan tetap bersama sampai kematiannya pada 21 Oktober 2005. 
HL Blum melanjutkan untuk mendapatkan MD-nya pada tahun 1942 dari UC San Francisco dan master di bidang kesehatan publik dari Harvard University pada tahun 1948. Antara studi lanjutan gelar, ia bekerja dari 1944-1945 sebagai asisten dokter di Johns Hopkins University, dan kemudian dari 1946-1947 sebagai mahasiswa di Universitas Stanford. Dari 1950 sampai 1966, Blum menjabat sebagai petugas kesehatan bagi Contra Costa County, di mana dia membantu mendirikan berbagai program kesehatan masyarakat, termasuk skrining visi di sekolah, masyarakat kesehatan mental dan konseling genetik. 
Pada saat menjabat sebagai petugas kesehatan, HL Blum juga menjabat sebagai dosen di UC Berkeley's School of Public Health sampai tahun 1966. Ketika ia bergabung dengan fakultas sebagai profesor klinis. Dua tahun kemudian, ia menjadi profesor perencanaan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1970, didirikan Program Blum sekolah dalam Perencanaan dan Kebijakan, memimpin program ini hingga pensiun pada tahun 1984.
William Reeves, seorang profesor UC Berkeley akhir emeritus epidemiologi dan rekan Blum selama lebih dari 40 tahun, pernah menggambarkan bagaimana pengalaman Blum sebagai petugas kesehatan dipengaruhi pendekatan untuk penelitian dan mengajar. 
Dianggap sebagai bapak perencanaan kesehatan, Blum melihat kebutuhan untuk menanamkan struktur dan organisasi ke dalam sistem perawatan kesehatan yang terputus-putus, tidak efisien dan, di atas segalanya, tidak adil. 
"Sampai bagian dari Medicare dan undang-undang Medicaid di pertengahan 1960-an, penyediaan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan lansia hampir tidak ada," kata Richard Bailey, UC Berkeley profesor emeritus kebijakan kesehatan dan administrasi dan seorang rekan Blum selama lebih dari tiga dekade. "Mengandalkan pada amal dokter lokal dan rumah sakit biasanya merendahkan, sedangkan ketersediaan pelayanan di klinik kesehatan masyarakat dan rumah sakit yang dijalankan oleh kabupaten dan kotamadya itu jerawatan dan terkenal kekurangan dana. The infus besar-besaran pendanaan federal membuat semua orang menyadari kekurangan kritis dokter , perawat, dokter gigi dan profesional kesehatan lainnya, serta fasilitas yang memberikan pelayanan. " 
Dalam lingkungan ini, Blum membayangkan sebuah sistem kesehatan yang komprehensif bagi Amerika Serikat yang secara aktif terlibat konsumen dan partisipasi operator dalam pengambilan keputusan tentang jenis pelayanan kesehatan harus tersedia secara lokal, regional dan nasional. 
"Dr Blum berada di tepi pemotongan teori-teori baru tentang bagaimana untuk membantu sektor kesehatan publik dan swasta bekerja sama," kata Bailey. "Inovasi adalah mendapatkan anggota komunitas terlibat dalam keputusan-keputusan yang akan berdampak hidup mereka." 
Howard Barkan, salah satu mantan siswa lulusan Blum di UC Berkeley, mencatat bahwa beberapa ide Blum untuk penyediaan layanan kesehatan sekarang taken for granted. 
"Dr Blum membuat terobosan konseptual utama dalam perencanaan rasional bagi kesehatan dan layanan kesehatan sumber daya, dan itu adalah ide lokasi layanan di mana mereka akan diperlukan," kata Barkan, yang sekarang menjadi biostatistician dan metodologi penelitian di Kaiser Permanente . "Seperti yang jelas seperti itu suara sekarang, pada 1960-an dan 1970-an, itu radikal." 
Barkan menambahkan bahwa Blum adalah mentor inspirasional dan berpengaruh kepada para mahasiswanya. "Dr Blum dibayar langsung perhatian dan menghabiskan jumlah besar waktu bekerja dengan murid-muridnya," kata Barkan. 
"Kebanyakan program kesehatan setempat terfokus pada pengendalian penyakit menular dan biasanya dalam kerangka administrasi yang cukup kaku," tulis Reeves dalam pengenalan sejarah lisan Blum. "Henrik diterbitkan pada masalah bahwa ia telah dibahas dalam Contra Costa County, seperti deteksi diabetes, konseling genetik, program makan siang sekolah, kesehatan mental, skrining visi, pendidikan keselamatan dan fluoridasi air. Dalam setiap kasus, ia berfokus pada pengakuan terhadap kebutuhan masyarakat, sumber daya dan perhatian, dan partisipasi yang penting bagi penyelesaian masalah. " 
Sepanjang karirnya, Blum telah mengadakan janji mengajar di Stanford University's Medical School serta di UC Berkeley. Pada tahun 1991, ia dipanggil kembali dari pensiun untuk melayani sebagai ketua interim UC Berkeley-UCSF Bersama Program Kedokteran, posisi yang diselenggarakan selama tiga tahun. Dia juga bekerja sebagai konsultan atau anggota berbagai komite untuk National Institutes of Health, American Public Health Association, US Public Health Service, US Department of Health and Human Services, US Agency for International Development, dan Organisasi Kesehatan Dunia. Dia adalah wakil presiden Amerika Asosiasi Kesehatan Masyarakat pada tahun 1990. Blum sama-sama aktif dalam pembangunan lokal dan negara kesehatan masyarakat, menjabat sebagai Presiden Konferensi California Pejabat Lokal Kesehatan dan California Utara Asosiasi Kesehatan Masyarakat. Dia juga menjabat sebagai ketua dewan penyantun dari Alta Bates Rumah Sakit di Berkeley, dan membantu mendirikan dan memimpin Corp menyembuhkan, Bay Area sebuah organisasi perawatan kesehatan. 
Selain berbagai publikasi Blum penelitian, ia menulis teks tengara tiga pada kesehatan masyarakat dan perencanaan kesehatan - "Administrasi Kesehatan Masyarakat: Sebuah Sudut Pandang Kesehatan Masyarakat," "Kesehatan Perencanaan" dan "Perencanaan untuk Kesehatan." Di antara banyak penghargaan itu adalah Memorial Medal 1985 Sedgwick, kehormatan paling bergengsi dari American Public Health Association; Schlesinger Award tahun 1985 dari American Health Association Perencanaan dan Citation Berkeley tahun 1984, salah satu penghargaan tertinggi di kampus. Dia juga menerima Beasiswa Fulbright ke Swedia pada tahun 1986, dan pada tahun 1987, ia menghabiskan waktu setahun di Cina Barat Universitas Ilmu Kesehatan di Chengdu, Cina, sebagai dosen tamu.

Biografi Hendrick L. Blum

Posted by : Unknown 0 Comments
Dalam Pembangunan Jangka Panjang II disebutkan bahwa sasaran umum pembangunan adalah mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan. Bangsa yang maju ditandai oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, sehingga berdampak terhadap kemajuan di bidang-bidang yang lain. Ekonomi yang maju akan mempercepat kemajuan di bidang iptek, pendidikan, kesehatan, sosial budaya, dan lain-lain. Bangsa yang mandiri ditandai oleh kemampuan bangsa dalam membangun dan memelihara kelangsungan hidupnya berlandaskan kekuatan sendiri. Untuk itulah, tantangan terbesar yang dihadapi oleh suatu Negara termasuk Indonesia dalam pembangunan adalah  membangun sumber daya manusia yang berkualitas yang sehat, cerdas, dan produktif untuk mencapai tujuan pembangunan jangka panjang.
Pada tahun 2003, IPM  (Indeks Pembangunan Manusia) Indonesia masih rendah yaitu berada pada peringkat 112 dari 174 negara, lebih rendah dari negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Rendahnya IPM ini sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan status kesehatan penduduk, yang ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi sebesar 35 per seribu kelahiran hidup dan angka kematian balita sebesar 58 per seribu kelahiran hidup serta angka kematian ibu 307 per seratus ribu kelahiran hidup. Serta lebih dari separuh kematian bayi dan anak balita disebabkan oleh buruknya status gizi anak balita.
Masalah gizi merupakan masalah yang sangat kompleks. Melibatkan banyak sektor, tidak hanya sektor kesehatan. Hal ini terjadi karena  status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab. Penyebab langsung gizi kurang adalah makan tidak seimbang, baik jumlah dan mutu asupan gizinya, di samping itu asupan zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karena adanya gangguan penyerapan akibat adanya penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung adalah tidak cukup tersedianya pangan di rumah tangga, kurang baiknya pola pengasuhan anak terutama dalam pola pemberian makan pada balita, kurang memadainya sanitasi dan kesehatan lingkungan serta kurang baiknya pelayanan kesehatan. Semua keadaan ini berkaitan erat dengan rendahnya tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan kemiskinan. Akar masalah gizi adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk kejadian bencana alam, yang mempengaruhi ketidakseimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita.
Kemiskinan dan kurang gizi merupakan suatu fenomena yang saling terkait, oleh karena itu meningkatkan status gizi suatu masyarakat erat kaitannya dengan upaya peningkatan ekonomi. Beberapa penelitian di banyak negara menunjukkan bahwa proporsi bayi dengan BBLR berkurang seiring dengan peningkatan pendapatan nasional suatu negara.
Upaya perbaikan gizi di Indonesia secara nasional telah dilaksanakan sejak tiga puluh tahun yang lalu. Upaya yang dilakukan difokuskan untuk mengatasi masalah empat masalah gizi utama yaitu: Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY). Upaya tersebut telah berhasil menurunkan keempat masalah gizi utama namun penurunannya dinilai kurang cepat. Dengan terjadinya transisi demografi, epidemiologi dan perubahan gaya hidup kini muncul masalah baru yaitu peningkatan masalah gizi lebih dan penyakit degeneratif. Keadaan ini menyebabkan Indonesia mengalami beban ganda masalah gizi yaitu gizi kurang sampai saat ini belum sepenuhnya diatasi dan  gizi lebih yang  sudah menunjukkan peningkatan.
Dalam upaya perbaikan gizi perlu dikembangkan dan diarahkan sebuah kebijakan untuk meningkatkan status gizi masyarakat, Pada saat krisis ekonomi  di Indonesia yang berlangsung cukup lama, kebijakan yang dilakukan bersifat penyelamatan (rescue) dan pencegahan “lost generation”, sekaligus pembaharuan (reform) agar kejadian ini tidak terulang kembali.
Kebijakan jangka pendek, bertujuan menangani anak dan keluarga yang terpuruk akibat krisis. Program penyelamatan ini dikenal dengan Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPSBK) termasuk perbaikan gizi. Kebijakan diarahkan pada peningkatan upaya penanggulangan kasus pemulihan keadaan gizi anak, penurunan kematian akibat gizi buruk dan peningkatan mutu sumber daya manusia melalui peningkatan keadaan gizi masyarakat. Pemberian makanan tambahan untuk bayi dan anak umur 6 – 24  bulan serta ibu hamil dan menyusui yang berasal dari keluarga miskin. Revitalisasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dalam rangka identifikasi dini kekurangan pangan dan gizi di suatu daerah, Revitalisasi pos pelayanan terpadu (Posyandu) untuk menggalakkan kembali peran serta masyarakat.
Kebijakan jangka menengah dan panjang, berupa reformasi kebijakan yang tujuannya adalah menyempurnakan subsistem pelayanan kesehatan dan pembiayaan kesehatan agar menjadi lebih proaktif, profesional serta mandiri.
Untuk melakukan kebijakan ini maka diperlukan hal-hal yang menunjang, yaitu:
  • Mengembangkan sistem ketahanan pangan dan gizi berbasis keluarga dan kemampuan produksi, keragaman sumber daya bahan pangan serta kelembagaan dan budaya lokal.
  • Mengembangkan agribisnis komoditas pangan berorientasi global dengan membangun keunggulan lokal.
  • Pola pengasuhan yang tepat dan bermutu pada anak termasuk asuhan nutrisi.
  • Pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada pemerintah daerah (desentralisasi) dan menyelenggarakan upaya penanganan masalah spesifik daerah.
  • Pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
  • Pada dasarnya kemampuan daya beli pangan dan akses pelayanan sosial sangat mempengaruhi keadaan gizi masyarakat
Untuk itu diperlukan kerja sama lintas sektoral dalam penyusunan program perbaikan gizi karena masalah gizi tidak hanya merupakan masalah kesehatan melainkan juga diperlukan keterlibatan sektor-sektor lain seperti sektor pertanian, industri, perikanan, serta sektor terkait lainnya

Permasalahan di Gizi di Masa depan

Posted by : Unknown 0 Comments



Pulang. Iya pulang yang sangat aku nanti nantikan selama ospek jurusan, bukan karena cape aja tugas juga numpuk banget itu baru tugas individu belom yang kelompok. Jadi aku mau cerita nih tentang ospek barusan tadi dari pagi sampe sekarang nulis diary belum mandi pula haha. Dimulai dari awal berangkat alarm aku setel jam 4 itupun aku dulu yang bangun sebelum alarm bangunin aku. Aku jalan dari kosan ke kampus ya lumayan jauh lah kalo jalan kaki dan bawa banyak barang perlengkapan, makanan, minuman buat ospek ya itung itung sambil olahraga juga sih. Sampai depan kampus fakultas ilmu kesehatan ternyata sudah di sambut oleh komdis yang berjaga di depan gerbang. Aku langsung masuk dan tak lupa 6S yaitu senyum, salam, sapa, sopan, santun, dan semangat. Sesampainya di dalem ternyata temen temen dari gizmas maupun kesmas lainya sudah pada berangkat, padahal waktu masih menunjukan jam set 6. Kita duduk duduk sambil mengerjakan tugas yang belum selesai. Lalu waktu akan ospek seperti aku kebagian di kampus keperawatan karena sesuai nomer  nim dan sisanya di farmasi. Habis semuanya udah pada di kumpulin kita langsung di suruh masuk ke ruangan untuk mendapatkan ilmu tambahan dari para dosen. Dosen pun mulai masuk ke dalam ruangan lalu dia memperkenalkan diri sendiri setelah itu baru memulai materinya. Materi yang di bawakan cukup memotivasi. Hanya saja kadang suka ngantuk kalau lagi mendengarkan materi. Setelah dosen selesai memberi tambahan. Kita di suruh shalat dhuhur sehabis kelompok yang lain selesai. Setelah itu kita masuk ke ruangan kelas 4 tadi. Tak lama kemudian komdis menyuruh kita untuk makan siang, nah kebetulan emang pas perut lagi laper lapernya. Ternyata dalam menggambil makan siang harus baris rapi dan di bagikan. Dan komdis hanya menyediakan waktu 7 menit untuk makan dan minum. Ternyata emang 7 menit singkat bener, karena harus memakan 7 menit akibatnya makan jadi terburu buru dan mungkin ada juga yang habis. Setelah 7 menit makan, kita di wajibkan untuk apel pembukaan kesmas. Habis upacara kita disuruh ke kelas 4 lagi untuk mendapat materi dari dosen yang bersangkutan. Akhirnya tiba di pengujung acara yaitu penutupan. Dan kita di perbolehkan turun ke bawah lalu apel penutupan. Dan akhirnya sampai kosan dan langsung ngerjain ini.

Diary hari pertama OSPEK

Posted by : Unknown 0 Comments


Oleh berbagai referensi yang saya dapatkan / pelajari dan realita di lapangan tentang dan perihal upaya Kesehatan dan kebijakan-kebijakan pemerintah, menurut saya sudah sangat bagus dan sangat menyentuh masyarakat secara merata dan berkeadilan.Tinggal bagaimana pengawasan dalam pelaksanaan kebijakan dan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas serta berdedikasi tinggi.
Salah satunya kebijakan pemerintah yaitu menjalankan delapan program unggulan Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014.
 Delapan program unggulan tersebut yaitu:
1.      Pemberdayaan Masyarakat Melalui Desa Siaga Aktif dan Peningkatan PHBS
2.      Revitalisasi Pelayanan Kesehatan
3.      Ketersediaan, Distribusi, Retensi dan Mutu SDM yang terdiri dari Beasiswa / Tugas Belajar
4.      Ketersediaan, Distribusi, Keamanan, Mutu, Efektivitas, Keterjangkauan Obat, Vaksin dan Alkes
5.      JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat)
6.      JAMPERSAL (jaminan persalinan)
7.      Keberpihakan DTPK & DBK
8.      World Class Health Care.
Selain itu, pemerintah juga melakukan berbagai kebijakan terkait dengan Kebijakan Prioritas Pembangunan Kesehatan.Kebijakan tersebut yaitu melakukan upaya Promotif – Preventif, terutama penyakit menular dan penyakit tidak menular. Program yang dijalankan antara lain:
ü  Kampanye Aku Bangga Aku Tahu
ü  Gerakan Indonesia Berseri
ü  Cuci Tangan Pakai Sabun
ü  Stop BAB Sembarang
ü  Pasar Sehat
ü  Kabupaten/Kota Sehat dan Kawasan Tanpa Asap Rokok
Kebijakan lain yang dijalankan pemerintah yaitu Peningkatan Status Gizi Balita (stunting). Kebijakan ini dilakukan dengan melibatkan peran masyarakat melalui Posyandu, Poskestren, Posbindu, Poskesdes / Ponkesdes dan PKD (Poliklinik Kesehatan Desa).
Kemenkes juga berupaya meningkatkan Akses Masyarakat Menuju Layanan Kesehatan Berkualitas. Upaya tersebut dilakukan melalui dokter keluarga, dibangunnya RS Pratama, pendirian 10 Rumah Sakit Bergerak, Flying Health Care, pusling, bidan di desa, dan Perkesmas.
Kebijakan lain dari Kemandirian Bahan Baku Obat, Vaksin & Integrasi Jamu dalam Pelayanan Kesehatan melalui Saintifikasi Jamu, Produksi Vaksin Influenza, Produksi Arthemisin dan Vaksin DBD.
Kemenkes melakukan berbagai inovasi melalui peningkatan penggunaan teknologi informasi (e-government), yaitu e-Recruitment, e-Procurement, e-Prescription, e-Health, e-Planning, e-Monev, e-Accreditation , e-Budgeting dan e-Office.
Kebijakan lain terkait dengan pencapaian program MDGs, pemerintah meminta peranan dari rumah sakit. Rumah sakit memiliki peran untuk mendukung program Jampersal/Jamkesmas, Pelayanan darah, RS Sayang Ibu Sayang Bayi (RSSIB), RS PONEK, RS rujukan ODHA dan klinik VCT maupun RS DOTS TB.
Selain kebijakan-kebijakan tersebut, pemerintah juga menjalankan program BPJS Kesehatan. BPJS merupakan badan penyelenggara sistem JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Sesuai Undang-undang, JKN akan menjamin kesehatan seluruh masyarakat Indonesia.
BPJS kesehatan akan menjadi solusi kesehatan bagi masyarakat karena berbagai manfaat dan fasilitasnya. Manfaat yang didapat oleh peserta BPJS kesehatan mencakup pelayanan pencegahan dan pengobatan termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.


TIDAK TERPAKAI
Dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu periode kedua, Presiden RI menetapkan 45 program penting yang akan dijalankan di seluruh tanah air berkaitan dengan pembangunan sektoral dan regional.
Dari 45 program ini telah dipilih 15 program unggulan, dimana kesehatan masuk dalam program ke 12. Landasan kerja pembangunan kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu ke-2 ini, akan memperhatikan tiga “tagline” penting yaitu change and continuity; debottlenecking, acceleration, and enhancemen; serta unity, together we can
Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH. telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah tahun 2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.
Program 100 hari Menkes mengangkat 4 isu, yaitu:
(1) peningkatan pembiayaan kesehatan untuk memberikan Jaminan Kesehatan Masyarakat,
(2) peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target MDGs
(3) pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, serta
(3) peningkatan ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan terutama di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK)
D. Visi dan misi Indonesia sehat 2010-2014
Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH. telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah tahun 2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis Depkes.
Visi Rencana Strategis yang ingin dicapai Depkes adalah “Masyarakat Yang Mandiri dan Berkeadilan“. Visi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu :
1. .Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani,
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,
3. menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan,
4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik.
Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 – 2014, yaitu:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif
3. MEningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan social kesehatan nasional
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab.
JAMPERSAL
Menteri Kesehat an akhirnya mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) mengenai jaminan persalinan (jampersal). Juknis ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 631/Menkes/per/ iii/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.
Diterbitkannya Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan ini untuk digunakan sebagai acuan penyelenggaraan program Jaminan Persalinan. Petunjuk Teknis ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Petunjuk Teknis ini telah disusun bersama-sama secara lintas sektor dan lintas program serta masukan dari ikatan profesi dan pelaksana program di daerah. “Kepada semua pihak yang memberikan kontribusinya saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.Semoga petunjuk teknis ini bermanfaat dalam mendukung upaya kita untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Sebagaimana diketahui, dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta Millennium Development Goals (MDGs), pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan meluncurkan kebijakan jampersal.
Dari beberapa pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta MDGs, pihaknya menghadapi berbagai hal yang multi kompleks seperti masalah budaya, pendidikan masyarakat, pengetahuan, lingkungan, kecukupan fasilitas kesehatan, sumberdaya manusia dan lainnya.
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan target MDGs lainnya
Oleh karena itu, upaya penurunan AKI tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi biasa, diperlukan upaya-upaya terobosan serta peningkatan kerjasama lintas sektor untuk mengejar ketertinggalan penurunan AKI agar dapat mencapai target MDGs.
Salah satu faktor yang penting adalah perlunya meningkatkan akses masyarakat terhadap persalinan yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan.
Jaminan Persalinan ini diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses pemeriksaan persalinan, pertolongan persalinan, pemerikasaan nifas dan pelayanan KB oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga pada gilirannya dapat menekan angka kematian ibu dan bayi.
JAMKESMAS
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin yang sebelumnya disebut Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin).
Program yang dimulai pada tahun 2008 ini dilanjutkan pada tahun 2009 karena (menurut pemerintah) terbukti meningkatkan akses rakyat miskin terhadap layanan kesehatan gratis. Program itu nantinya terintegrasi atau menjadi bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional yang bertujuan memberi perlindungan sosial dan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Jika Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) efektif diterapkan di Indonesia, program Jamkesmas akan disesuaikan dengan sistem itu. Salah satunya, pengaturan proporsi iuran pemerintah pusat dan daerah untuk pembiayaan pemeliharaan kesehatan rakyat miskin.
–o–
Strategi kesehatan di Indonesia:
► Mewyjudkan komitmen pembangunan kesehatan
► Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan
► Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang kesehatan
► Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
► Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
GRAND STRATEGI DEPKES
1. Meningkatkan system survey, monitoring dan informasi kesehatan
2. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
3. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
Menigkatkan pembiayaan kesehatan
1. Pembangunan kesehatan hrs memperoleh preoritas pemerintah Pusat dan Daerah
2. Anggaran kesehatan dipreoritaskan untuk promotif dan preventif
3. Terciptanya JPKM terutama bagi rakyat miskin
E. Perubahan Paradigma Sehat
Berdasarkan pemahaman situasi dan adanya perubahan terhadap konsep sehat –sakit serta makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi tentang determinan kesehatan yang bersifat multifaktural, telah mendorong pembangunan kesehatan nasional kearah paradigma baru, yaitu pardigma sehat
Menggunakan paradigma sehat maka segenap masyarakat bersama pemerintah menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan agar terwujud “ INDONESIA SEHAT TAHUN 2010”.
Wujud nyata para digma sehat
Merealisasikan visi Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu :
gambaran masa depan masyarakat Indonesia yang akan dicapai melalui penyelenggarakan pembangunan kesehatan yakni :
1. Masyarakat bangsa dan negara yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat.
2. Berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata
4. memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Indonesia
PILAR UTAMA UNTUK MENOPANG VISI INDONESIA SEHAT
• Lingkungan yang kondusif bagi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
• Perilaku hidup bersih dan sehat setiap anggota masyarakat
• Tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai yang dibutuhkan
• Masyarakat mempunyai kemampuan untuk mengakses pelayanan kesehatan tanpa terpengaruh faktor sosial ekonomi maupun non ekonomi
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam menjalankan program pembangunan di bidang kesehatan pemerintah menjalankan misi dan visi di bidang kesehatan dan merubah paradigm kesehatan dari kuratif dan rehabilitative bergeser menjadi preventif dan edukatif dan paradigm kesehatan juga diubah dari sentralisasi menjadi disentralisasi, sehingga tidak terpusat oleh pemerintah pusat tetapi diserahkan kepada masing-masing daerah karena tiap-tiap daerah mempunyai problem masing-masing.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,serta menurunkan angka kematian ibu dan anak yang biasanya terjadi ketika ibu melahirkan, oleh karena itu pemerintah meluncurkan program jampersal dan jamkesmas yang diharapkan dapat menurunk

PENDAPAT SAYA TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT BIDANG KESEHATAN

Posted by : Unknown 0 Comments

- Copyright © PRAKTIKUM KIE - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -