Mengenai Saya
Posted by : Unknown
Kamis, 22 Desember 2016
A. Air Minum
1.
Permasalahan
Ratusan
sumur warga desa Pesarean, Adiwerna, Kabupaten Tegal tercemari limbah
pengolahan logam yang berada tak jauh dari pemukiman warga. Akibatnya untuk
kebutuhan sehari-harinya warga terpaksa menggunakan air ledeng milik PDAM
karena air sumur yang tidak dapat digunakan lagi. Banyak warga yang mengeluhkan
kondisi air sumurnya mulai berubah sejak tercemar limbah pengolahan logam dan
peleburan aki. Keluhan yang sering dilaporkan warga diantaranya air yang semula
jernih tiba-tiba berubah warna dan berbau tidak sedap, jika dimasak airnya
berbuih dan berasa anyir, air di sumur menjadi bau, berminyak dan terasa
lengket.
2.
Solusi
Sudah ada dan akan
segera direalisasikan yaitu pembuatan PDAM di Objek Wisata Guci yang lansung
bersumber dari mata air Gunung Slamet. PDAM yang akan dibuat ini rencananya
tidak hanya dialirkan untuk Kabupaten Tegal, tapi juga untuk Kota atau
Kabupaten sekitarnya, meliputi Kabupaten Brebes, Kota Tegal, dan Pemalang.
3.
Kritik
Limbah pengolahan logam
yang terletak dekat dengan pemukiman warga seharusnya mampu mengolah limbahnya
dengan baik jika tidak bisa mengolahnya setidaknya memisahkan diri atau pindah
lokasi agar jauh dari pemukiman warga supaya tidak mencemari air sumur warga.
4.
Saran
a.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat agar
mengetahui mana air minum yang layak dikonsumsi dan mana yang tidak.
b.
Menggunakan air PDAM yang sudah
direalisasikan di Kabupaten Tegal.
c.
Limbah logam seharusnya diolah agar
tidak mencemari air sumur warga yang letaknya dekat dengan industri tersebut.
B. Air Limbah
1.
Permasalahan
Sentra
industri kecil tahu di Dukuh Pesalakan, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal
mempunyai 175 unit usaha dengan kapasitas kedelai yang diolah 6950 ton / hari.
Jumlah air limbah diperkirakan 140 m3 / hari. Jenis limbah yang
dihasilkan yaitu ampas tahu dan air limbah yang berasal dari bekas rendaman,
pencucian, dan sisa pengepresan ampas sisa pencetakan tahu. Namun karena
sebagian besar pemrakarsa yang bergerak dalam industri tahu adalah orang-orang
yang hanya mempunyai modal terbatas, maka pengolahan terhadap pengolahan limbah
industri sangat kecil, dan bahkan ada beberapa industri tahu yang tidak tahu
sama sekali dan langsung membuang limbah ke lingkungan seperti ke sungai.
2.
Solusi
Adapun solusi yang
telah diterapkan oleh pemerintah Kabupaten Tegal adalah memindahkan para pelaku
usaha di kawasan itu ke dalam Perkampungan Industri Kecil (PIK), yang jauh dari
pemukiman warga.
3.
Kritik
Kurangnya pengetahuan
pekerja dan pemilik usaha tahu dalam mengolah limbah industrinya menyebabkan
sungai disekitarnya menjadi tercemar padahal limbah tahu bisa diolah menjadi
makanan dan juga untuk makanan ternak, seharusnya pekerja dan pemilik usaha
tersebut mencari cara agar dapat memanfaatkan olahan limbah dari tahu.
4.
Saran
a.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat
terutama para pekerja akan bahaya dan dampak limbah terhadap kesehatan serta
cara mengatasinya.
b.
Menjual ampas tahu kepada pembuat tempe
gembus atau untuk makanan ternak.
c.
Memanfaatkan limbah tahu sisa
penyaringan menjadi biogas.
d.
Pembangunan IPAL untuk pemecahan masalah
limbah tahu ini.
e.
Penyuluhan kepada pengusaha industri
agar mengetahui dampak negatif dari membuang limbah di sungai.
C. Sampah
1.
Permasalahan
Berdasarkan
data dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tegal tahun
2005-2025, produksi sampah pada tahun 2004 rata-rata sebanyak 345m3 / hari, dengan
sampah yang terangkat atau tertangani sebanyak 248,81 m3 / hari (72,12%).
Sebagian besar produksi sampah berasal dari sampah pasar (142,47 m3 / hari) dan
pemukiman (108,90 m3 / hari). Volume sampah tersebut 46,20% merupakan sampah
berupa daun dan 34,15% merupakan sampah berupa karet atau plastik. Produksi
sampah ini akan terus meningkat jumlahnya seiring dengan semakin bertambah
banyaknya penduduk. Permasalahanya masyarakat Kabupaten Tegal masih banyak yang
tidak mengetahui cara mengolah sampah rumah tangga yang ada.
2.
Solusi
Solusi yang sudah
diterapkan untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Tegal yaitu
penarikan biaya retribusi sampah tiap bulannya pada seluruh rumah warga yang
menghasilkan sampah rumah tangga dan pengambilan sampah oleh petugas yang
dilakukan secara periodik yakni tiga hari sekali.
3.
Kritik
Sebagian besar sampah
di Kabupaten Tegal adalah sampah pasar, hal itu dikarenakan oleh warga yang
tidak atau malas membawa tas belanja ke pasar, padahal dengan membawa tas
belanja ke pasar barang belanjaan jadi mudah dibawa tidak seperti plastik yang
kecil dan mudah robek, selain itu sampah pasar atau plastik bisa jadi
berkurang.
4.
Saran
a.
Meningkatkan kesadaran warga dan peran
serta dalam menjaga kesehatan lingkungan dengan membuang atau mengolah sampah
rumah tangga yang dihasilkannya.
b.
Mengembangkan Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) di Kabupaten Tegal.
c.
Pembangunan Tempat Pemrosesan Sementara
(TPS) sampah di setiap Kelurahan atau Kecamatan.
d.
Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir
sampah.
e.
Penyuluhan kepada masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan
lingkungan.
f.
Disiplin kerja yang tinggi dalam diri
petugas pengambil sampah.
D. Sanitasi TTU (Tempat-tempat Umum)
1.
Permasalahan
Terminal
tawang alun, Kabupaten Jember masih terlihat keadaan sanitasi terminal yang
masih belum optimal, seperti kondisi tempat pengumpulan sampah sementara (TPS),
saluran pembuangan limbah cair dan drainase masih banyak sampah berserakan di
selokan. Untuk bagian Tempat Pengolahan Makanan (TPM), warung makan belum
menggunakan penutup makanan ataupun lemari, untuk pencahayaan dalam ruangan
loket dan ruangan tunggu belum optimal, untuk alat pemadam kebakaran tidak
tersedia alat pemadam kebakaran ditempat rawan terjadinya kecelakaan. Selain
permasalahan diatas, masih belum terlihat adanya sarana promosi higiene dan
sanitasi yang terpasang pada tempat strategis sehingga para pedagang,
pengunjung dan juga petugas mengetahui, memahami, dan mau membiasakan diri
berperilaku hidup bersih dan sehat serta dapat memanfaatkan fasilitas sanitasi
dengan benar.
2.
Solusi
Dilaksanakan perbaikan
sarana prasarana Terminal Tawang alun, selain itu warung makan yang ada di
terminal juga sudah mulai menggunakan penutup makanan atau lemari untuk
menutupi makanannya.
3.
Kritik
Kurangnya pemantauan
dari pemerintah Kabupaten Jember terhadap terminal Tawang alun yang kondisinya
memprihatinkan, seharusnya dilakukan pemantauan rutin.
4.
Saran
a.
Pihak terminal Tawang alun sebaiknya
memperbaiki jalanan yang tidak rata pada lingkungan luar bangunan dan halaman
parkir kendaraan pengunjung.
b.
Pihak terminal perlu mengadakan
pembersihan rutin pada bangunan ruang kantor, ruang tunggu penumpang dan ruang
loket.
c.
Pihak terminal perlu mengadakan
pengujian kualitas air bersih secara berkala selama 3 bulan sekali untuk
mencegah pencemaran lingkungan yang mungkin terjadi.
d.
Perlu adanya pengadaan sarana pos
kesehatan dan kotak P3K untuk memberikan pertolongan pertama pada pengunjung
terminal Tawang alun.
e.
Pengelola terminal Tawang alun perlu
mendapatkan pelatihan tentang hygiene sanitasi dan keamanan pangan di terminal
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehinggan dapat terpenuhi dengan baik.
E. Higenis Makanan
1.
Permasalahan
Masalah kurang higienisnya warung makan di wilayah Desa Caturtunggal Kec.
Depok Kab. Sleman. Temuan di lapangan menunjukan bahwa tingkat pendidikan tidak
mempengaruhi kebiasaan pencucian peralatan yang higienis. Maksudnya, tingkat
pendidikan para penjamah makan tidak berpengaruh terhadap kebiasaan mereka
dalam menjaga kehigienisan peralatan makan. Pengakuan responden dari hasil
wawancara peneliti menyebutkan bahwa mereka belum pernah mengikuti kursus
tentang higiene sanitasi makan dan belum pernah mendapat pembinaan dan
pengawasan instansi terkait. Oleh karena itu, penjamah makanan tidak mengetahui
peraturan dan persyaratan yang mengatur tentang higiene sanitasi makanan di
warung makan. Kenyataannya di lapangan sangat mengejutkan, banyak warung makan
yang jumlah piring terbatas. Keterbatasan jumlah piring tersebut menjadi alasan
mengapa perilaku perendaman sangat jarang dilakukan. Padahal dengan perilaku
perendaman, sisa makanan yang menempel atau mengeras (karena kemungkinan sudah
lama) dapat menyerap air sehingga menjadi mudah untuk membersihkan atau
terlepas dari permukaan alat. Perendaman yang efektif adalah yang memakai air
panas (60 oC) dan waktu yang diperlukan adalah 30 menit sampai
1 jam.
2.
Solusi
Solusi berupa tindakan preventif yang dapat dilakukan
oleh instansi terkait,dan pengelola warung makan. Upaya yang dilakukan dapat
berupa pembinaan dan pengawasan oleh Dinas Kesehatan Sleman dan juga melakukan
kursus higienis sanitasi makan bagi penjamah makan maupun pengelola warung.
Selain itu perlu diadakan sosialisasi tentang persyaratan higiene sanitasi
rumah makan atau warung makan dengan baik. Bagi pengelola warung makan
sebaiknya memasang poster atau tulisan tentang higiene sanitasi makan. Sehingga
diharapkan dapat menimbulkan kesadaran dan perilaku baik dalam menjaga kualitas
kehigienisan makanan.
3.
Kritik
Keterbatasan jumlah
piring dan belum adanya pengawas binaan instansi di warung tersebut. Selain itu
rendahnya pengetahuan pekerja atau pemilik warung yang belum mendapat binaan
terkait higenitas makanan yang menyebabkan masalah utama dalam permasalahan
higenitas makanan di warung tersebut. Seharusnya jumlah piring ditambah seiring
bertambahnya pembeli, agar proses dalam pencucian piring bersih dan higenis.
4.
Saran
a. Sebaiknya
diberikan pelatihan dan penyuluhan tentang higiene dan sanitasi makanan kepada seluruh
pemilik warung makan secara berkesinambungan.
b. Sebaiknya
dilakukan pengawasan dan pembinaan terhadap seluruh warung makan atau tempat
makan lainnya.
c. Perlu
adanya peningkatan pengetahuan warga sebagai konsumen makanan jajanan tentang
keamanan makanan.
d. Sebaiknya
jumlah piring pada warunng tersebut ditambah.
F. Perilaku Hidup Bersih
1.
Permasalahan
Kadar
coli tinja pada sungai besar di Kabupaten Tegal yaitu sungai gung. Batas normal
kadar coli tinja yang seharusnya 200 bakteri / 100 mm, data dari Kapedal
(Kepala Kantor Dampak Lingkungan Hidup) Kota Tegal menunjukan kadar coli tinja
sungai gung berkisar 9000-17000 bakteri / mm. Tingginya kadar coli tinja
tersebut merupakan salah satu penyebab penyakit diare yang semakin marak di
Kabupaten Tegal.
2.
Solusi
Sudah ada program dari
pemerintah yaitu program PHBS yang mengupayakan untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat sejak dini.
3.
Kritik
Kurangnya pengetahuan
warga setempat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan rendahnya ekonomi
para warga sehingga tidak mampu mempunyai jamban dirumahnya yang menyebabkan
mereka BAB di sungai.
4.
Saran
a.
Menumbuhkan dan meningkatkam kesadaran
masyarakat akan pentingnya PHBS.
b. Instansi pemerintah setempat,
masyarakat, pendidikan dan lainnya harus diberi penyuluhan tentang PHBS.
G. Penyakit Berbasis Lingkungan
1.
Permasalahan
Pekerjaan
masyarakat Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal yang mayoritas adalah konveksi
menyebabkan udara menjadi tercemar. Hal ini dikarenakan bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat baju menghasilkan debu-debu atau partikel kecil yang
berterbangan di udara yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA. ISPA
merupakan penyakit yang paling sering dilaporkan di Puskesmas Adiwerna, hal ini
sangat mungkin terjadi karena sebagian besar rumah untuk tempat tinggal
masyarakat Kecamatan Adiwerna dengan rumah untuk memproduksi baju masih jadi
satu. Selain itu, semakin jarangnya pepohonan yang ditemukan di Kecamatan ini
juga memperparah pencemaran udara yang terjadi. hal ini tak lain disebabkan
oleh pemukiman penduduk yang semakin padat dan membutuhkan lahan yang lebih
luas untuk membangun rumah sehingga terjadilah penebangan pohon atau
penggusuran lahan pertanian.
2.
Solusi
Sebagian masyarakat
sudah menerapkan memisahkan tempat tinggal dan tempat usaha produksi baju.
Selain itu rencana yang sudah dilakukan untuk mengatasi ISPA yaitu dengan
pemeriksaan gratis pada masyarakat sekitar tempat konveksi baju setiap tahun
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dan pelayanan pengobatan di Puskesmas
Adiwerna.
3.
Kritik
Banyaknya rumah warga
yang masih jadi gabung satu dengan proses konveksi baju yang menyebabkan kasus
ISPA semakin meningkat tiap harinya dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan
penduduk setempat mengenai bahaya debu-debu atau partikel kecil dari bahan
pembuatan baju.
4.
Saran
a.
Melakukan reboisasi dengan menanam pohon
disekitar tempat konveksi.
b.
Menciptakan lingkungan tempat kerja yang
aman dan sehat.
c.
Pengaturan ruang dan cahaya serta udara
agar debu konveksi tidak terpusat di satu tempat.
How to get to Wynn Casino in Macau with public transport
BalasHapusThe cheapest way to get from Wynn Casino to 강릉 출장마사지 Wynn 이천 출장샵 Casino costs 광주 출장샵 only 구리 출장마사지 $5, and 정읍 출장샵 the quickest way takes just 16 mins.